Pada hari Ahad tanggal 19 Februari 2023 SMP IT Ulul Albab Purworejo menyelenggarakan acara Sekolah Orang Tua. Acara dengan tema “Ketika Remaja Mulai Jatuh Cinta” ini dihadiri oleh orang tua atau wali siswa kelas VII, VIII, IX, bapak ibu guru, karyawan, serta ustadz dan ustadzah. Tema ini diambil untuk memberi informasi dan pemahaman terhadap orang tua agar bisa bertindak lebih bijak dan tepat saat membimbing putra putrinya yang mulai mengenal cinta.
Sekolah orang tua yang dipan
du oleh salah satu siswa kelas IX, Ridho Mustofa dan menghadirkan pemateri Ustadzah Dwi Susi Herawati, S.Psi. dimulai pukul 09.30. Hadirin menyimak penjelasan dengan seksama. Mereka terlihat cukup antusias mendengarkan penjelasan demi penjelasan yang disampaikan. Antusias dan keseriusan hadirin dalam mengikuti acara ini semakin terasa pada saat sesi tanya jawab. Karena begitu menariknya materi yang disampaikan, tak terasa durasi hampir dua jam telah terlewati.
Sebagai pembuka tema, pada awal paparannya pemateri menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap kasus yang dialami oleh remaja-remaja di kabupaten Purworejo. Beliau menyampaikan bahwa belum lama ini di Purworejo ada 298 pelajar yang mengajukan dispensasi nikah. Kebanyakan dari mereka yang mengajukan dispensasi tersebut karena sudah terlanjur hamil. Belum lagi kasus-kasus lain yang ditemukan akibat pergaulan bebas anak remaja pada masa sekarang. Beliau juga mengatakan bahwa mendidik anak-anak remaja, anak usia 12 sampai dengan 15 tahun itu cukup sulit dan berat. Mereka sedang dalam masa transisi dari anak anak menjadi dewasa. Mereka adalah anak anak, tetapi pikirannya sudah dewasa. Lebih sulit lagi di era sekarang, di zaman teknologi informasi yang pengaruhnya ikut membentuk karakter dan kepribadian anak-anak remaja. Mereka begitu begitu akrab dengan gadjed-nya. Gadjed bagaikan pisau bermata dua, apabila bijak dalam menggunakannya akan berdampak positif dan berbuah manis, namun bila tak hati hati maka bisa melahirkan petaka yang pahit rasanya. Nah, menyikapi contoh kasus-kasus di atas bagaimana sikap dan langkah orang tua mendidik dan mengarahkan mereka?
Pola asuh dan cara didik orang tua pada anak-anaknya sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa mereka. Demikian juga pada remaja. Mereka mulai masuk dalam dunia orang dewasa, dunia cinta salah satunya. Apa itu cinta? “Cinta adalah sebuah perasaan emosional yang di dalamnya terdapat perhatian, kasih sayang, melindungi, saling memiliki, dan perlakuan timbal balik,’’ jelas Bu Susi. Lebih l
anjut beliau mengatakan bahwa cinta ini adalah fitrah dari Allah dan tak ada yang bisa menghambat ataupun menghalanginya. Remaja yang sudah merasakan jatuh cinta maka mereka akan berkeinginan mengekspresikan cintanya. Semua ini terkait dengan apa yang dirasakan oleh mereka saat jatuh cinta melanda. Yang pertama adalah remaja akan merasakan adanya nafsu, nafsu dalam hal ini adalah naksir. Rasa naksir yang dipengaruhi oleh hormon, hormon estrogen pada wanita dan testoteron pada laki laki. Kedua adalah rasa ketertarikan yang dipengaruhi oleh hormon dopamin dan hormon adrenalin. Dopamin adalah hormon ketertarikan yang membuat bahagia dan adrenalin adalah hormon yang menimbulkan rasa semangat.
Cinta adalah fitrah. Fitrah yang datangnya tak bisa dibendung. Cinta juga terkait dengan perkembangan hormon-hormon yang ada pada diri remaja, cinta menimbulkan rasa ketertarikan dan kebahagian. Semua itu ada pada diri remaja, gejolaknya bergerak hebat pada diri remaja dan mencari jalan keluarnya. Lantas, apakah remaja boleh mengekspresikannya, berdekatan dengan lawan jenis yang ditaksir dicintainya, atau lebih jauh lanjut menjadi hubungan pacaran? Bagaimana jawabannya? Di sini peran orang tua sangatlah penting untuk membangun komunikasi efektif dengan mereka. Orang tua bisa mendengarkan dan menjadi teman yang baik saat berbicara tentang cinta dengan buah hatinya.
Bagi remaja datangnya cinta adalah sebuah masalah yang menimbulkan konflik batin pada diri mereka. Tugas orang tua di sini adalah membuka dan membangun komunikasi efektif dengan mereka, menerima curhatan mereka, mengerti memahami perasaan mereka, menjadi teman diskusi yang baik, nyaman, dan menyenangkan. Harapannya anak nantinya ak
an menemukan jawabannya sendiri bagaimana menghadapi gejolak cinta yang sedang dirasakan. Bimbing dan arahkan anak sampai menemukan solusinya sendiri dan jangan mengatakan dengan nada keras bahwa pacaran itu dilarang, pacaran itu haram, pacaran itu mendekati zina. Katakan bahwa cinta adalah fitrah yang datangnya dari Allah, ajak anak berpikir dan memahami bahwa Allah juga punya aturan tentang karunia cinta ini, aturan ini ada pada Al Quran dan hadist. Jadi, kalau ada larangan untuk pacaran, bukan orang tua yang melarang, tetapi Allah lah yang melarangnya. Allah yang memberi rasa cinta itu. Allah yang memberi dan Allah lah yang mengatur. Bukalah komunikasi yang efektif dengan kembali ke aqidah selanjutnya biarkan anak berpikir menemukan solusinya.
Bila anak sudah menemukan jawabannya dengan benar. Lantas bagaimana cara mereka mengekpresikan atau mengeluarkan gejolak rasa cinta yang ada? Mereka bisa melakukan hal hal di antaranya menyayangi orang tua, kakeknya, adiknya, dan banyak beraktivitas yang positif untuk pengembangan potensi diri dan masa depan. Selanjutnya jangan lupa selalu jaga pandangan dan hati-hati dalam bergaul ataupun memilih teman.
Usai penjelasan materi dari Bu Susi acara selanjutnya adalah tanya jawab. Para orang tua cukup antusias dan semangat dalam sesi ini. Tak lupa dalam acara ini pihak sekolah melalui sambutan kepala sekolah, Bapak Drs. Aris Akhmad menyampaikan agenda-agenda terdekat yang akan dilaksanakan. Di antaranya kunjungan motivasi kelas IX ke Jakarta, Karya Wisata Kelas VIII usai PTS, dan Persiapan Ujian Kelulusan atau Penilaian Sumatif Akhir Tahun untuk kelulusan kelas IX. Dalam sesi ini juga dibuka sesi Tanya jawab untuk wali siswa.
Akhirnya acara yang dihadiri oleh sekitar 75 wali siswa ini ditutup sekitar pukul 11.50 WIB.